Monthly Archives: Mei 2013

Perbadaan antara konseling dengan psikoterapi

Standar

Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak digunakan lagi sejak tahun 1878, yang dipelopori oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku. Sebab, ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat, dan diukur. Sedangkan jiwa dipandang terlalu abstrak, jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu. Psikologi dapat disebutsebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi beberapa syarat berikut :
1. Secara sistematis, psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah menggunakan metode ilmiah.
2. Memiliki struktus keilmuan yang jelas.
3. Memiliki objek formal dan material.
4. Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test, and measurement.
5. Memiliki terminology khusus, seperti bakat, motivasi, inteligensi, dan kepribadian.
6. Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.

Sedangkan pengertian konseling, seperti etimologi, berasal dari bahsa Latin, yaitu consilium (dengan atau bersama), yang dirangkai dengan menerima atau memahami.
Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah konseling berasal dari sellan, yang berarti menyampaikan.
Smith (dalam Shertzer & Stone, 1974) mengatakan konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan diriku, dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimilikinya secara optimal. Sebab, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu (Division of Counseling Psychology)

Meskipun demikian, kedua bidang ini tetap berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi:
1. Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
2. Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterpai sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.